Bandung,mediabandungnews.com – Bandung tidak hanya terkenal dengan destinasi wisata dan kuliner khasnya, tetapi juga menyimpan sebuah sejarah panjang dalam dunia pengobatan tradisional. Salah satunya adalah Toko Jamu Babah Kuya, yang telah berdiri sejak tahun 1838.
Bandung tidak hanya terkenal dengan destinasi wisata dan kuliner khasnya, tetapi juga menyimpan sebuah sejarah panjang dalam dunia pengobatan tradisional. Salah satunya adalah Toko Jamu Babah Kuya, yang telah berdiri sejak tahun 1838. Terletak di Jalan Pasar Barat No. 44, toko ini telah melayani generasi demi generasi dengan berbagai racikan jamu dan rempah-rempah yang diwariskan secara turun-temurun. Tidak hanya menjual jamu, Toko Babah Kuya juga menjadi tempat konsultasi kesehatan bagi para pelanggan yang mempercayai khasiat obat herbal.
Sejarah Toko Jamu Babah Kuya bermula dari seorang lelaki yang dikenal dengan nama Babah Kuya, yang memiliki pengetahuan mendalam tentang pengobatan tradisional. Hingga saat ini, toko ini sudah memasuki generasi kelima yang dikelola oleh Hendra Tanuwirja, salah satu keturunan langsung Babah Kuya. Uniknya, seluruh resep jamu yang dijual di toko ini merupakan racikan keluarga yang terus disempurnakan seiring waktu.
Toko Jamu Babah Kuya memiliki daya tarik tersendiri. Saat Anda melangkah masuk, aroma khas jamu herbal langsung menyambut dengan suasana toko yang terasa nostalgik. Desain toko yang mempertahankan gaya tradisional dengan meja besar untuk melayani pelanggan membuat pengunjung seolah dibawa kembali ke masa lalu. Selain itu, pelanggan dapat menemukan berbagai jenis jamu yang terbuat dari bahan-bahan alami seperti temulawak, kunyit, jahe, hingga daun sirsak yang semuanya dipasok dari berbagai daerah di Indonesia.
Selain menawarkan produk herbal, Toko Jamu Babah Kuya juga menyediakan layanan konsultasi bagi pelanggan yang ingin mencari solusi untuk masalah kesehatan. Para penjual di sini sudah berpengalaman dan mampu meracik jamu yang tepat berdasarkan gejala yang dialami pelanggan. Hendra Tanuwirja menyatakan bahwa toko ini menjual ratusan jenis jamu dengan harga yang bervariasi, mulai dari Rp10.000 hingga Rp200.000 per ons, sesuai dengan jenis bahan herbal yang digunakan.
Tak hanya jamu, Toko Babah Kuya juga menyediakan berbagai jenis rempah-rempah, baik lokal maupun impor. Pengunjung bisa menemukan beragam rempah seperti jahe merah, kayu manis China, binahong, hingga buah merah Papua. Menariknya, resep jamu di toko ini telah dikembangkan sejak lama, bahkan beberapa racikan didasarkan pada buku-buku referensi rempah-rempah dari Belanda, Korea, dan China yang dikumpulkan oleh generasi terdahulu. Hal inilah yang membuat Toko Babah Kuya tetap eksis dan diminati hingga sekarang.
Toko Jamu Babah Kuya bukan hanya sekadar toko, tetapi juga menjadi bagian penting dari warisan budaya Kota Bandung. Pada tahun 2024, toko ini mendapatkan penghargaan Anugerah Budaya dari Pemerintah Kota Bandung, sebagai bentuk apresiasi terhadap perannya dalam melestarikan pengobatan tradisional. Melalui akun Instagram resminya, Toko Jamu Babah Kuya mengucapkan terima kasih kepada Wali Kota Bandung dan Dinas Kebudayaan atas penghargaan tersebut. Pengakuan ini semakin mengukuhkan posisi Toko Babah Kuya sebagai salah satu ikon legendaris di Bandung.
Toko Jamu Babah Kuya adalah bukti nyata bahwa pengobatan tradisional masih diminati oleh masyarakat modern. Di tengah maraknya pengobatan modern, toko ini tetap menjadi tempat bagi mereka yang mencari solusi kesehatan alami dengan pendekatan tradisional. Sebagai generasi penerus, Hendra Tanuwirja terus berupaya melestarikan warisan keluarganya sambil berinovasi agar resep-resep jamu yang telah diwariskan dapat terus relevan dan bermanfaat bagi kesehatan masyarakat. Dengan perjalanan sejarah yang panjang, Toko Jamu Babah Kuya akan selalu menjadi bagian penting dari kekayaan budaya dan kesehatan Kota Bandung. (Red)